RH SABTU, 22 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mat. 11-13
APAKAH ANDA BERDUSTA? (Amsal 12:17-22)
Dua orang penipu licik naik kereta api yang melintas antara New York dan Boston dan memilih seseorang sebagai korban mereka. Sambil duduk di depan orang itu, mereka mengundangnya untuk bermain kartu. Tak lama kemudian korban ini telah berhutang ratusan dolar kepada salah seorang pemain. Pemenangnya setuju untuk menerima selembar cek, tetapi setelah menerima cek itu ia merobek cek itu, sambil berkata "Saya tidak pernah mengira engkau akan kehilangan banyak uang. Mari kita batalkan saja semua yang telah kita lakukan." Terkesan dengan kemurahan hati orang itu, pria yang kalah itu mendesak untuk memberi selembar cek baru. Belakangan, ketika ia menerima "rekening koran", ia menemukan bahwa kedua lembar cek itu telah diuangkan. Penipu licik itu tentu telah memasukkan cek pertama ke dalam sakunya dan merobek selembar kertas kosong. Tindakannya yang kelihatannya murah hati, ternyata merupakan suatu rencana tipuan yang licik. Kita semua setuju bahwa tindakan seperti ini amat tercela. Namun kita harus mengakui dengan jujur bahwa kita semua memiliki kecenderungan untuk berdusta. Kita berdusta dengan mengenakan topeng sanjungan, mengedipkan mata dengan tidak semestinya, atau mengatakan bahwa kita hanya mencoba untuk berdiplomasi, tetapi sesungguhnya kita mengikuti teladan si Iblis, bapa segala dusta