RH Jumat, 11 Juni 2010

MALAS KARENA NYAMAN (2 Tesalonika 3: 1-15)

Gordi adalah seekor ikan laut kecil yang dipelihara Toni dalam akuarium. Toni merawat Gordi dengan penuh kasih sayang; diberi makanan terbaik, perawatan terbaik. Akuariumnya dibersihkan, juga dihias dengan mainan dan rumput-rumputan. Suatu hari, Toni membawa Gordi dan akuariumnya ke pantai, lalu meletakkannya di pasir, tepat di pinggir pantai. Tiba-tiba ombak besar datang menghantam pantai. Toni berhasil melarikan diri. Akan tetapi, Gordi dan akuariumnya terseret ombak ke laut lepas. Tidak berapa lama, Gordi mulai kelaparan. Ia mulai menangis. Ikan-ikan lain yang melihatnya bertanya, "Mengapa kamu menangis?" Gordi menjawab, "Saya tidak punya sesuatu pun untuk dimakan." Ikan-ikan lain itu menasihati Gordi agar pergi dan mencari makanan untuk dirinya. Namun, Gordi bergeming. Sampai berhari-hari kemudian, ikan-ikan melewati Gordi yang sekarat karena kelaparan, sambil berkata, "Ikan malang. Ia mati kelaparan karena menunggu diberi makan dan terlalu malas untuk berenang mencari makanannya sendiri." Kemapanan dan kenyamanan memang menyenangkan, tetapi tidak jarang itu justru membuat kita terlena dan malas. Telanjur enak, sehingga kita tidak lagi menggali potensi kita dan berhenti belajar. Jadi, berhati-hatilah, kemapanan dan kenyamanan yang kita terima jangan sampai membuat kita terbuai dan malas. Sebab itu akan merugikan diri kita sendiri.