RH Jumat, 10 September 2010

MEMILIH UNTUK BERSYUKUR (Habakuk 3: 17-19)

Ada cerita tentang dua anak yang bernama Ceria dan Murung. Seperti namanya, Ceria sifatnya periang dan selalu tersenyum. Sebaliknya, Murung suka mengeluh dan selalu cemberut. Suatu kali Murung mendapat hadiah telepon genggam dari orangtuanya. Ia senang sekali, tetapi tidak lama wajahnya murung lagi. Ia khawatir teman-temannya meminjam telepon genggamnya itu dan merusakkannya. Bukannya mendatangkan kegembiraan, hadiah itu malah menjadi beban buatnya. Pada saat bersamaan, Ceria juga mendapat hadiah dari orangtuanya, yaitu kotoran kuda. Ketika menerima hadiah itu, Ceria kaget sekali, tetapi segera ia berpikir, "Ah, masa Ayah dan Ibu hanya memberi kotoran kuda, pasti ada sesuatu yang baik di balik ini." Ia lalu menghampiri ayah dan ibunya. "Ayah dan Ibu sangat mengasihi saya, jadi tidak mungkin hanya memberi kotoran kuda. Ini pasti sebuah tanda, bahwa Ayah Ibu sudah membelikan seekor kuda buat saya, " kata Ceria seraya tersenyum dan memeluk mereka. Cerah suramnya kehidupan kerap tidak tergantung pada kondisi di luar diri kita, tetapi pada bagaimana kita memandang dan menyikapinya. Sekarang ini, kita mungkin tengah berada dalam kondisi yang sulit, tetapi sesungguhnya dalam keadaan demikian pun kita tetap dapat memilih untuk bersyukur.