RH Senin, 13 September 2010

TUGAS KITA (1 Yohanes 4: 7-21)

Pada 24 November 1974, John Stott, seorang pendeta senior dari Inggris, yang oleh Majalah Times dimasukkan ke dalam daftar 100 tokoh berpengaruh di dunia, mengakhiri khotbahnya dengan bercerita tentang gereja yang diimpikannya. Salah satunya adalah: gereja yang memelihara, yang anggotanya beragam latar belakang, memiliki persekutuan yang hangat dan terhindar dari pementingan diri sendiri, yang anggotanya saling mengasihi dengan tulus, dan juga yang mau membantu orang lain. Sebuah mimpi yang indah dan penting. Sebab itulah salah satu tugas gereja, yaitu menjadi "wadah" para warganya untuk bertumbuh dalam iman, dan berbuah dalam sikap hidup sehari-hari, sehingga dunia dapat merasakan nilai kehadirannya. Masalahnya, kita kerap menganggap itu hanyalah tugas gereja sebagai institusi, dan bukan tugas kita secara pribadi. Padahal gereja adalah orang-orangnya. Orang-orang yang dipanggil dari kegelapan dan diselamatkan oleh Kristus. Biarlah orang lain "melihat" Allah melalui gerejanya. Melalui kita. Caranya, dengan memiliki sikap hidup saling mengasihi. Tugas kita untuk membuat orang lain dapat melihat dan merasakan kasih Allah adalah melalui sikap dan tutur kata kita. Mengatakan apa yang kita lakukan memang penting. Namun melakukan apa yang kita katakan, itu lebih penting.