RH Sabtu, 11 September 2010

TERLALU BETAH (Filipi 3: 17 – 4: 1)

Merhan Karimi Nasseri, warga Iran, dicabut kewarganegaraannya ketika menaiki pesawat terbang menuju Paris. Paspornya diambil. Tanpa bukti kewarganegaraan, setiba di Paris ia tidak diizinkan meninggalkan bandara. Selama sebelas tahun ia tinggal di Terminal 1; mandi di toilet bandara, dan hidup dari bantuan staf bandara. Pada 1999, pemerintah Prancis akhirnya memberinya izin untuk tinggal dan bekerja. Sekarang ia bebas pergi kemana pun. Anehnya, ia memilih tetap tinggal di bandara-sudah telanjur betah. Setelah dibujuk beberapa hari, baru ia mau pergi.

Sebuah bandara, sebesar dan sebagus apa pun, bukan rumah. Begitu juga dunia ini bukan rumah sejati kita. Rasul Paulus mengingatkan, kita adalah warga surga. Kita tinggal di dunia hanya sementara. Maka, jangan sampai terlalu lekat dengan daya tarik dan kenikmatannya. Orang yang terlalu lekat pada dunia akan takut meninggalkan dunia ini apabila saatnya tiba. Segala hal yang telah telanjur digenggam erat biasanya sangat sulit dilepaskan. Maka, bersyukurlah jika terkadang Tuhan mengizinkan kita mengalami kehilangan, baik benda, kuasa, maupun kekasih tercinta. Semuanya menyadarkan bahwa dunia bukan rumah kita. Semuanya fana dan akan lenyap.