RH Jumat, 07 Januari 2011

MURID YANG DIKASIHI (Yohanes 21: 20-25)

Waktu remaja, tatkala membaca Injil Yohanes, saya merasa heran dengan kata "murid yang dikasihi Yesus". Jika belum dipahami benar, pernyataan itu seolah-olah bisa membentuk pengertian bahwa Yesus paling mengasihi Yohanes, lebih daripada murid-murid yang lain. Bahwa Yesus memiliki "lingkaran dalam", berisi orang-orang yang lebih Dia perhatikan, setelah itu baru meluas ke "lingkaran luar". Lebih parah lagi jika kemudian muncul pemikiran bahwa Yesus itu pilih kasih; bahwa Yesus lebih mengasihi mereka yang kaya, tampan, terkenal di gereja, yang suka menyanyi di panggung gereja, dan sebagainya. Itu salah! Pengertian baru yang saya peroleh adalah bahwa Yohanes tidak pernah menulis bahwa Yesus mengasihinya lebih dari yang lain. Namun, ketika menulis tentang dirinya sendiri, ia sungguh merasa sebagai "pribadi yang dikasihi" (the beloved). Yohanes menyatakan bahwa ia begitu tenggelam dalam kasih karunia Tuhan. Dan, itu terbawa dalam detak napasnya, dalam ingatannya, bahkan dalam gerakan penanya, bahwa ia dikasihi, ia dikasihi, ia dikasihi. Itu mengubah seluruh cara pandang saya. Bahwa Tuhan tidak membedakan kasih-Nya. Dan, saya pun melihat bahwa saya dikasihi, saya dikasihi, saya dikasihi. Sayalah murid yang dikasihi Yesus.