Ringkasan Khotbah 19 Desember 2010

Persembahan Kain dan Habel
Kejadian 4: 1-6

Ada sebuah pertanyaan kepada kita mengapa persembahan kain ditolak oleh Allah sedangkan Habel diterima? Sebab pada waktu menjelang hari natal ini hampir banyak orang tidak mau ketinggalan berlomba memberikan persembahan, tetapi pernahkah kita menyadari bahwa tidak semua persembahan berkenan kepada Tuhan. Firman Tuhan menjelaskan bahwa persembahan Habel yang diindahkan Tuhan dan korban persembahan Kain itu tidak diindahkannya (ay. 4-5). Ada banyak orang memberikan jawaban tentang persembahan Kain dan Habel, tetapi firman Tuhan menjelaskan berdasarkan fakta, yaitu:

1. Habel memiliki iman dan Kain tidak (Ibr. 11: 4). Yang membedakan persembahan Kain dan Habel adalah iman mereka. Jadi ketika Habel mempersembahkan korban didasari dengan hati dan sikap yang beriman kepada Tuhan, sedangkan Kain tidak didasari denganiman, tetapi Kain itu bukan seorang yang ateis atau tidak ber-Tuhan, dan persembahan yang dilakukan Kain hanya tradisi bukan dengan iman. Jadi persembahan yang berkenan dan yang diindahkan Tuhan adalah dilakukan dengan iman. Segala sesuatu tanpa iman tidak mungkin berkenan kepada Tuhan (Ibr. 11: 6a). Banyak orang kristen datang ke gereja tidak disertai iman, sesungguhnya Allah layak ditinggikan dan layak menerima segala persembahan kita, akan tetapi sebaliknya orang kristen datang ke gereja hanya dengan tardisi yang ada. Jadi jika kita datang ke gereja kita harus memberi persembahan dengan iman hal itu berarti meninggikan dan mengagungkan nama Tuhan.

2. Kain menolak Roh Allah yang menginsafkan, sementara Habel tidak. Itulah yang membuat persembahan Habel diterima, sebab Kain tidak mau bertobat (Kej. 4: 6-8). Hati Kain penuh dengan perlawanan. Beberapa banyak orang hidup di dunia ini hatinya penuh dengan perlawanan kepada Tuhan dengan cara tidak mau ke gereja diinsafkan. Tuhan mau menginsafkan Kain tetapi malahan membunuh Habel. Ada banyak anak-anak sekarang tidak mau mendengarkan nasehat orang tuanya, sehingga hidupnya tidak memuliakan Tuhan. Jadi harus kita sadari bahwa hidup ini jangan pernah menolak Roh Allah yang menginsafkan.

By: Pdt. Henoch Wilianto - 19 Desember 2010