RH SELASA, 16 JUNI 2009

Bacaan Setahun: 1 Raj. 17-19; Kol. 2
LEMAH NAMUN PERKASA (2 Korintus 12:1-10)

Jika ada hal yang paling kita benci lebih daripada kesombongan seseorang, itu adalah kesadaran akan segala kelemahan kita. Kita demikian membencinya sehingga kita mencari segala cara untuk menutupinya. Bahkan Rasul Paulus pun perlu diingatkan akan kelemahannya. Dengan mantap Paulus mulai "menerima" segala kelemahannya dan bersandar sepenuhnya pada kasih karunia Tuhan dalam menghadapi pencobaan tersebut.

Ini merupakan suatu tahap yang oleh Sanders disebut sebagai "proses pendidikan bertahap" dalam kehidupan sang rasul. Sanders menegaskan bahwa pada akhirnya Paulus tidak lagi melihat "duri" dalam dagingnya itu sebagai suatu "penghalang," melainkan sebagai "keuntungan." Dan yang Paulus maksudkan dengan keuntungan adalah bahwa jika ia lemah, maka ia akan kuat dalam Tuhan. Selama kita menerima segala kelemahan kita, kita dapat menjadi orang-orang lemah yang perkasa di dalam Kristus.