RH Jumat 19 Maret 2010

Jumat, 19 Maret 2010

Beriman dengan Tulus (Daniel 3: 14-21)

Ketika seorang murid bertanya, apa yang akan diminta gurunya jika ia ber-te-mu Tuhan. Sang guru yang bijaksana men---jawab, “Aku akan meminta api dan air. Api untuk membakar surga, sedang-kan air untuk memadamkan neraka, se-hing---ga surga dan neraka tidak lagi dija-di-kan alasan manusia untuk beriman ke-pa-da Tuhan. Biarlah setiap orang beriman ha--nya karena cintanya kepada Tuhan. Tan-pa pa-mrih, tanpa syarat.” Bekerja untuk mendapat upah itu wa-jar. Yang tidak wajar adalah beriman demi “upah”. Upah, entah takut sesuatu atau-pun berharap sesuatu. Sama dengan kita men--cintai seseorang karena takut kelak ti-dak ada yang mengurus atau karena kita ingin mendapat berbagai fasilitas. Buka-n-kah itu cinta yang tidak tulus? Demikian juga iman. Iman yang di-do-rong untuk mendapat “upah” adalah iman yang tidak tulus. Iman yang tulus adalah iman seperti yang ditunjukkan oleh Sa-drakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka diperintahkan untuk tunduk me--nyembah patung emas Raja Nebukadnezar. Itu artinya mereka ha-rus menyangkal iman mereka kepada Allah. Jikalau mereka tidak pa--tuh, perapian yang menyala-nyala sudah menanti. Lalu apa jawab mereka? Mereka memutuskan untuk tetap beriman kepada Allah sekalipun Allah tidak memberikan pertolongan bagi mereka (Dan. 3:16-18).