RH Senin, 15 Maret 2010

Senin, 15 Maret 2010

Bisa Gila (Habakuk 3: 14-19)

Arswendo Atmowiloto, seorang penu-lis se-nior yang pernah dipenjara gara-gara kasus angket tokoh terpopuler di In-do-nesia, menu-lis demikian: “Kalau ki-ta bilang tinggal di pen-jara itu enak, kita ini gila. Tetapi kalau kita sudah di dalam pen-jara dan tidak bi-sa merasakan bahwa tinggal di penjara itu enak, kita bisa jadi gila!” Maksudnya ku-rang lebih, kalau kita tidak bisa menye-nang-i situasi tidak menye-nang-kan yang ha-rus kita hadapi, itu berarti kita hanya me--nambah masalah. Ada saat-saat tertentu kita hidup “ba--gai dalam pen-jara”. Kita berada da-lam si-tu-asi amat menyesakkan. Kita ingin ke-lu-ar, tetapi tidak bisa. Situasi itu bisa berupa suasana kerja yang menekan be-rat, bos yang sulit, rekan sekerja yang menyebalkan, tuntutan kerja yang ti--dak masuk akal. Inginnya keluar kerja. Sudah berusaha mencari pe---ker-ja-an baru, tetapi tidak kunjung dapat. Dalam situasi demikian, tidak ada jalan lain, terima kenyataan de-ngan iman. Yakinkan diri, bahwa di balik segala situasi yang Tu-han izinkan kita alami pasti ada hikmahnya. Inilah yang dilakukan oleh Habakuk. Ia menghadapi situasi yang getir; penindasan, kela-lim-an, kejahatan, kekerasan, pertikaian, ketidakadilan (Hab. 1: 2-4). Tetapi ia tidak menjadi patah arang. Kalau kita tidak bisa mengubah keadaan cara terbaik adalah menerimanya.