ARTIKEL

BASED ON TALENT

Banyak orang sudah merasa puas dengan kualitas kerja yang baik. Ketika seseorang sudah merasa baik, ia tidak akan pernah mengembangkan diri untuk mencapai yang terbaik. Apa yang menyebabkan seseorang hanya puas dalam kualitas kerja yang cukup baik, namun tidak pernah mengembangkan diri untuk mencapai produktifitas yang maksimal? Semuanya tergantung seberapa besar kita mencintai pekerjaan kita. Semakin kita mencintai pekerjaan kita, akan timbul gairah untuk fokus, mendalami, hingga kita melakukan pencapaian yang luar biasa.
Masalahnya, bagaimana kita bisa mencintai pekerjaan kita? Sebab nyatanya tidak semua orang yang bekerja memiliki kecintaan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, melainkan bekerja hanya sebagai sebuah kewajiban saja. Untuk mencintai pekerjaan memang bukan hal yang mudah. Namun paling tidak kita bisa mulai melakukannya dengan memiliki sikap sungguh-sungguh dan serius terhadap pekerjaan kita. Semakin kita mendalami dan semakin kita serius, maka akan tumbuh rasa cinta atau passion terhadap pekerjaan kita.
Alternatif lain agar kita bisa mencintai pekerjaan kita adalah memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat kita. Hal inilah yang sering disebut pengembangan diri berdasarkan talenta. Sebagai langkah awal kita harus bisa mengenal peta kekuatan diri, termasuk di dalamnya kita mengetahui apa kelebihan, minat, bakat, kelemahan, kekurangan dan semuanya tentang diri kita. Setelah itu kita coba mencari bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat dan kelebihan kita tersebut.
Kecintaan dan gairah kita terhadap apa yang kita kerjakan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan produktifitas pekerjaan kita. Dengan melakukan pekerjaan penuh cinta kita akan mencapai kualitas kerja yang terbaik, bukan hanya sekedar baik saja. Apakah saat ini kita sudah menekuni pekerjaan kita dengan penuh cinta? Kembangkan potensi diri berdasarkan talenta Anda!
Cinta akan membuat kualitas kerja yang baik menjadi yang terbaik.


BIJAK SOAL UANG

Segala hal yang kita perbuat di dalam hidup ini hendaknya dipimpin oleh hikmat, hingga akhirnya kita bisa membuat perhitungan yang matang dan akhirnya bisa melangkah dengan bijak. Demikian juga halnya soal bagaimana mengatur uang kita. Pengaturan uang tanpa pertimbangan yang bijak hanya akan menimbulkan kesulitan pada diri kita sendiri pada akhirnya.
Dalam buku Using Your Money Wisely, Larry Burkett memberikan pedoman-pedoman untuk dapat mengatur keuangan kita dengan bijak. Salah satu pedoman yang diberikan oleh Larry Burkett yang cukup menarik adalah hati-hati dengan kesombongan kita. Jika kita terjebak dengan kesombongan, bisa-bisa kita sedang membuka celah bagi hancurnya atau morat-maritnya keuangan kita sendiri.
Biasanya jika seseorang sudah merasa sukses dan merasa sudah jadi orang kaya, pengaturan uang tidak sebijak seperti dulu, yaitu ketika orang tersebut masih harus bergumul soal kebutuhan hidup. Orang yang terjebak dengan kesombongan dan merasa dirinya sudah kaya akan menggunakan uangnya lebih berani dan lebih sembrono. Selain itu, biasanya gaya hidupnya juga meningkat, dengan demikian otomatis pengeluarannya juga meningkat. Lebih menyedihkan lagi, uang atau kekayaan yang dimilikinya digunakan untuk hal-hal yang berbau dosa.
Banyak orang yang memiliki kekayaan begitu berlimpah, namun sedikit orang yang bisa mengelolanya dengan bijak. Mereka yang tidak bisa mengelola keuangan dengan bijak, lebih rentan menjadi hancur di waktu yang akan datang, sebaliknya mereka yang bisa mengelola keuangannya dengan bijak justru akan dipercayakan berkat yang lebih besar lagi oleh Tuhan. Ingatlah bahwa dosa keuangan tidak berbicara mengenai besar kecilnya jumlah uang yang kita miliki, tetapi bagaimana kita bisa mengelola keuangan kita. Bagaimana cara kita mengatur keuangan kita selama ini?
Orang kaya itu banyak, tapi hanya sedikit yang bisa mengelola keuangannya dengan bijak.
“Jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir,...”
Ulangan 8:14