RH MINGGU, 12 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Neh. 7,8; Kis. 1
BUKAN TANPA SENGAJA (Kejadian 2:4-14)


Manusia selalu bertanya-tanya mengenai asal mula suatu kehidupan. Orang-orang Mesir kuno percaya bahwa katak berasal dari endapan lumpur Sungai Nil. Aristoteles percaya bahwa ulat berasal dari embun dan lumpur. Ilmu Pengetahuan modern saat ini pun tertarik dengan asal mula suatu kehidupan. Mereka mengemukakan bahwa hidup mungkin sudah dimulai di sebuah "danau kecil yang hangat" (pendapat Darwin), di dekat sumber tenaga air panas (geyser bawah air di dasar laut), atau di dalam gelembung-gelembung yang mengapung di permukaan laut yang hangat.

Alkitab mengungkapkan bahwa kehidupan dimulai sejak Allah menciptakannya dan secara khusus Dia menciptakan manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kej 2:7). Keberadaan kita bukan berdasarkan pertemuan molekul-molekul yang kebetulan. Kita dibentuk dan diciptakan oleh seorang Pakar Perancang yang memiliki rencana dan tujuan bagi hidup kita. Teori-teori ilmiah memiliki tempatnya sendiri, tetapi semuanya itu salah bila berlawanan dengan apa yang dikatakan Alkitab. Berilah hormat dan pujian bagi Pencipta kita yang besar.