KHOTBAH

TIGA TELADAN ESTER
(Ester 4:1-17)

Dalam setiap generasi, Allah pasti membangkitkan orang-orang pilihan-Nya yang memiliki beban di hati, baik bagi gerejanya maupun bangsanya. Orang-orang demikian biasanya memiliki ketidakpuasan ilahi. Kita dapat mencapai segala yang telah Allah sediakan dengan ketidakpuasan ilahi dan beban di hati. Ada tiga teladan yang dapat kita contoh dari kehidupan Ester, yaitu:

1.
Lakukan sesuatu walaupun harus berkorban (ay. 16). Ester berani mengambil resiko dengan berpuasa dan menghadap raja, bahkan dengan resiko harus mati. Pelayanan dapat memberikan dampak yang besar apabila kita lakukan dengan adanya pengorbanan. Kita dapat dilihat cinta Tuhan dan sungguh-sungguh dalam pelayanan kita, apabila kita bersedia menangis bagi pelayanan tersebut. Tanpa airmata pelayanan tidak akan berkembang.

2. Lakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan sekalipun itu adalah hal yang sederhana (ay. 16). Sesederhana apa pun pelayanan yang kita lakukan pastilah akan memberikan suatu hasil. Kita mungkin tak tahu seberapa besar hasilnya, tetapi di tangan Tuhan segalanya akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Lakukan apa yang menjadi bagian kita dan serahkan untuk hasilnya di tangan Tuhan. Di tangan Tuhan yang tak mungkin menjadi mungkin.

3. Lakukan sesuatu untuk hormat kemuliaan Tuhan (ay. 14). Ester pada saat adanya masalah tersebut sesungguhnya berada di posisi yang nyaman dan aman. Tetapi ia melakukan semuanya bagi bangsanya dan agar nama Tuhan dipermuliakan. Ada banyak hal yang besar yang Tuhan sediakan bagi kita saat kita tidak lagi pedulikan pujian. Kita hanya sebuah alat di tangan Tuhan. Kalau ada banyak yang dapat kita hasilkan melalui pelayanan kita, maka kita tak berhak menerima pujian. Kita hanya alat, biar pujian dan kemuliaan kita kembalikan kepada Tuhan.

Apa pun pelayanan kita, lakukan semuanya walaupun harus berkorban, lakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan sekalipun sederhana dan kembalikan segala pujian dan hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Amin


By: Pdm. Handoko - Minggu, 28 Desember 2008