RH MINGGU, 18 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 44-46; Luk. 18
PENCARIAN AKAN ALLAH (Ayub 23:1-17)

Kehidupan Ayub dapat diibaratkan seperti orang yang naik jet coaster. Suatu hari ia tampak memiliki segala-galanya, tetapi tiba-tiba saja semuanya itu musnah. Ia kehilangan keluarga, kekayaan, kesehatan bahkan dikucilkan oleh istri dan sahabat-sahabatnya. Pada saat pikirannya tenggelam dalam kebimbangan yang dalam, Ayub merasa Allah seakan-akan demikian jauh dan tak terjangkau. Mungkin banyak orang yang menganggap bahwa Ayub mengada-ada dengan keinginannya untuk mencari Allah. Seorang ateis menyebut usaha pencarian akan Allah hanya sebagai dongeng belaka.

Namun, bagi kita yang pernah merasakan kedekatan dengan Allah dan sekarang merasa betapa jauhnya Allah, maupun kita yang belum pernah merasakan hubungan yang nyata dengan Allah, janganlah percaya pada hasutan bahwa mencari Allah adalah sia-sia. Sementara kita menggapai-Nya dalam kegelapan, tangan yang berlubang karena paku itu terulur kepada kita. Sambutlah dengan iman. Maka kita akan mengalami bahwa mencari Allah tidaklah sia-sia, sebaliknya kita mendapatkan pengampunan dosa dan pemenuhan atas harapan dari lubuk hati yang terdalam, yakni hubungan pribadi yang indah dengan Allah.