RH Jumat 18 Desember 2009

Jumat, 18 Desember 2009

KASIH ALLAH MELALUI MAKANAN (Ibrani 13:1-16) Selama hidup-Nya di dunia ini, Yesus telah memilih untuk menyamakan diri-Nya dengan orang miskin dan hina. Pelayanan-Nya pun digerakkan oleh belas kasihan terhadap orang-orang yang menderita. Dalam bukunya, Edith Schaeffer, menceritakan pengalamannya memberi makan gelandangan yang sewaktu-waktu datang ke rumahnya dan berkata, "Ibu, bolehkah saya meminta secangkir kopi dan mungkin sekerat roti." Edith lalu akan mempersilakannya masuk dan menyajikan makanan yang ditata apik seperti untuk tamu agung: sup hangat dengan roti, lengkap dengan pisau dan hiasan di atas piring. Anak-anaknya membuatkan karangan bunga, dan kalau saat itu sudah senja, akan dinyalakan pula sebatang lilin. Sambil melongo, gelandangan itu bertanya, "Untuk sayakah semua ini?" "Ya." Jawab Edith, "dan kopi juga akan disajikan sebentar lagi. Injil Yohanes ini pun untuk anda. Ambillah. Itu amat berharga." Di dapurnya tergantung hiasan bertuliskan: "Makanan dapat membuat orang menikmati kasih Allah." Tak dapat disangkal, para gelandangan yang mampir di rumah Edith tentu merasakan kasih Allah melalui keluarga itu. Dengan kemurahan hati anda melayani seseorang, anda sebenarnya sedang melayani Kristus, dan mungkin anda sedang menjamu malaikat-malaikat.