RH Jumat 15 Januari 2010

Jumat, 15 Januari 2010

Berani Mengaku Salah (Yunus 1: 1-16) Dulu pernah ada sebuah lagu pop In-do-ne-sia berjudul Merpati Tak Pernah Ingkar Janji. Janji didekatkan dengan si-kap burung merpati yang tak pernah men-dua hati. Merpati selalu setia pada pa-sang-an-nya. Setiap kali, perhatiannya ter-arah hanya pada pasangannya.

Dalam Perjanjian Lama, arti nama Yu--nus sesungguhnya adalah “merpati”. Na---mun, “merpati” yang satu ini tidak ha-nya ingkar janji. Ia bahkan enggan un-tuk taat, dan dengan segaja menolak pe-rin-tah Tuhan. Tuhan memerintahkannya agar ke Niniwe, tetapi ia malah melarikan di-ri ke Tar-sis; jauh dari hadapan Tuhan. Namun, Tu-han me-nu-run-kan badai besar ke laut, sehingga kapal hendak ka-ram. Saat itulah awak kapal membuang undi guna mengetahui sia-pa penyebab malapetaka tersebut. Dan Yunuslah yang terkena undi dan berani mengaku salah. Imbas sebuah pengakuan dosa adalah: masalah bisa selesai. Bah-kan orang lain mengakui kekuatan Tuhan. Ketika kita salah, apa-kah kita berani mengakuinya secara kesatria? Atau, kita bersembunyi di balik segala alasan dan “tidur nyenyak”? Pahlawan Iman, selalu berhati kesatria. Sebab ia tahu, Tuhan melihat segala isi hatinya.