RH Jumat 8 Januari 2010

Jumat, 08 Januari 2010
Tinggal Tenang (Yesaya 30: 15-18) Dalam kepanikan orang cenderung berpikir praktis, tidak berpikir panjang. Tak heran keputusan yang dibuat saat panik, umumnya membuat situasi bertambah runyam. Ketika umat Israel menghadapi perang, mereka juga panik. Perhitungan di atas kertas menunjukkan bahwa kekuatan musuh jauh lebih besar. Karena takut kalah, mereka segera meminta bantuan kepada tentara Mesir yang terkenal tangguh. Faktor Tuhan lupa dimasukkan dalam perhitungan. Padahal ini faktor penentu kemenangan! Kepanikan telah menggiring umat mencari solusi cepat dan praktis. Akhirnya, mereka memilih ”naik kuda dan lari cepat,” ketimbang mendengar nasihat Tuhan untuk bertobat dan tinggal tenang! Hasilnya? Usaha mereka itu sia-sia. Malah menambah masalah.

Kepanikan biasanya muncul saat kita menghadapi situasi sulit dan terjepit. Hadirnya tak dapat ditolak, namun dapat diredakan. Tenangkan diri di hadapan Tuhan. Diam. Lalu minta Tuhan untuk memegang kendali dan menunjukkan jalan. Jangan terburu-buru mengambil keputusan, sebelum yakin itu jalan Tuhan. Beriman berarti menolak dikuasai oleh kepanikan lalu membiarkan diri dikuasai oleh Tuhan.