RH Jumat, 21 Mei 2010

MEMBAWA DARAH (1 Petrus 1: 17-21)

Mengurus pendonoran darah ternyata cukup rumit. Ketika istri saya memerlukan transfusi darah, empat teman menyediakan diri menjadi donor. Yang pertama batal karena sedang sakit gigi. Yang kedua tidak lolos karena berat badan tidak cukup. Yang lain harus mengisi dulu sederet riwayat kesehatan, baru golongan darahnya dicocokkan. Setelah darah diambil di PMI, dilakukan uji laboratorium untuk memastikan darah dalam kondisi sehat. Sampai di rumah sakit, darah masih diuji silang sebelum ditransfusikan. Semua itu demi kebaikan dan keamanan si penerima. Ketika membawa dua kantong darah dari PMI ke rumah sakit, saya berkata kepada teman yang memboncengkan saya, "Kawan, kita ini membawa kehidupan."
Pengalaman itu menolong saya semakin menghargai nilai darah Kristus. Syukurlah, darah yang tak terukur harganya itu tersedia bagi semua orang berdosa dan cocok bagi setiap orang yang menerima-Nya oleh iman. Dan, darah-Nya itu mendatangkan kehidupan baru, kehidupan yang diwarnai oleh kekudusan dan takut akan Tuhan.