KOTBAH

Hidup Dalam Ketaatan
(Filipi 2:5-11)

Setiap orang dalam kehidupan ini menginginkan keberhasilan. Tetapi kita tidak akan dapat mencapai keberhasilan tersebut tanpa adanya dedikasi yang tinggi. Teladan yang diberikan oleh Yesus ialah dengan adanya dedikasi yang tinggi dalam kehidupannya, yakni dengan menjalani hidup dalam ketaatan. Tiga hal yang ditunjukkan oleh Yesus sebagai bentuk ketaatan-Nya, yakni:

1. Yesus tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan (ay. 6). Yang membuat kita berbeda dengan Yesus, ialah: seringkali kita hidup menurut kemauan kita, kita tidak mau menyangkal diri, dan menganggap bahwa kehendak Tuhan tidak cocok bagi kita. Pada saat kita mau hidup seturut kehendak Tuhan dan percaya bahwa kehendak dan rencana Tuhan cocok bagi kita maka kita akan melihat mujizat besar akan terjadi.

2. Yesus telah mengosongkan diri-Nya atau menganggap diri-Nya tidak memiliki apa-apa (ay. 6, 7). Yang dimaksud dengan ketaatan yang demikian adalah taat dalam melakukan suatu perintah walaupun tak terjangkau pikiran. Pada saat kita menganggap diri kita tidak memiliki apa-apa maka kita akan melihat kuasa Tuhan dinyatakan dalam kehidupan kita dan mujizat besar pun akan terjadi. Selain itu hal ini dapat membuat kita tetap bersyukur apa pun keadaan kita. Pribadi yang telah mengosongkan dirinya akan selalu mengerjakan apa pun yang menjadi perintah Tuhan.

3. Yesus merendahkan diri-Nya (ay. 7). Bukan hanya identitas kita yang hamba melainkan kita harus benar-benar mau menghambakan diri kita. Menjadi seorang hamba bukan untuk melaksanakan kehendak diri sendiri melainkan kehendak Bapa. Dalam ketaatan-Nya Yesus telah mengambil rupa manusia dan menjadi sama dengan manusia. Bahkan juga mengalami penderitaan sama seperti kita (Ibr. 5: 7-10). Oleh sebab itu, Dia mampu menolong kita karena Ia pernah mengalami semua yang kita alami (Ibr. 2:18).

Hidup dalam ketaatan akan membawa kita kepada keberhasilan. Kalau kita ingin doa kita didengar maka hiduplah tunduk kepada Allah. Di balik semua hal yang buruk yang kita alami sesungguhnya Tuhan merencanakan sesuatu yang indah bagi kita. Amin

. By: Ev. Daniel Setiawan - Minggu, 26 Maret 2009