RH MINGGU, 24 MEI 2009

Bacaan Setahun: 1 Raj. 9; 2 Taw. 8; Mzm. 136; Rm. 5
KEMBALINYA ALLAH KITA (1 Tesalonika 5:1-22)

Hampir 2000 tahun yang silam, Yesus berkata, "Aku datang segera." Sejak saat itu, beberapa orang melakukan kesalahan dengan menentukan waktu kedatanganNya. Akibatnya, banyak orang menyindir hal ini. Apakah Yesus melakukan kesalahan? Apakah telah terjadi sesuatu di luar perkiraanNya? Tentu saja tidak! Yesus memberitahu murid-muridNya bahwa Allah tidak memberi mereka keterangan rinci tentang "masa atau waktu" (Kisah 1:7). Dia menginginkan kita hidup dengan sikap berpengharapan. Paulus memperjelas hal ini tatkala ia berbicara tentang kedatangan kembali Kristus sebagai "pengharapan kita yang penuh bahagia" (Titus 2:13). Namun, bagaimana caranya kita hidup dalam pengharapan? Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk menjadi saksi di seluruh dunia. Yohanes meminta kita memiliki hubungan pribadi yang erat dengan Yesus (1 Yoh. 2:28-3:3) dan menjaga kekudusan hidup sehingga kita "tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya. Peristiwa kembalinya Tuhan bukanlah untuk membuat kita mereka-reka waktu, tetapi agar kita berjaga-jaga dalam pengharapan. Marilah kita melayaniNya melalui setiap aspek hidup kita, dan suatu hari kelak kita akan mendengar Dia berkata, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaKu yang baik dan setia" (Mat. 25:21).