ARTIKEL

HIDUP YANG BERKELIMPAHAN

Seorang bocah yang hidup di suatu dusun yang agak terpencil pada tahun sekitar 1800 telah mencapai umur dua belas tahun. Selama hidupnya ia belum pernah menonton sebuah sirkus. Betapa senang hatinya, ketika pada suatu hari diumumkan melalui poster di sekolah, bahwa ada sebuah rombongan sirkus akan singgah di sebuah kota dekat dusun di mana dia tinggal.

Ia berlari pulang penuh kegirangan dan bertanya kepada ayahnya, “Daddy, bolehkah aku pergi menonton?” Meskipun keluarga itu miskin, ayahnyapun merasa betapa pentingnya hal ini untuk anaknya. “Bila kamu menyelesaikan semua tugasmu pada hari Sabtu yang akan datang, aku akan mempertimbangkan untuk memberikanmu uang guna menonton sirkus itu.”

Pada hari Sabtu pagi, anak itu telah menyelesaikan semua tugas pekerjaannya dan bocah itu berdiri di samping meja makan dalam pakaiannya yang terbaik. Ayahnya mengambil dompetnya dan mengeluarkan selembar uang $1,- jumlah yang belum pernah dimiliki oleh anak itu sepanjang hidupnya. Ayahnya mengatakan agar ia berhati-hati dan akhirnya anak itu berangkat ke kota untuk menonton sirkus yang ia begitu idam-idamkan itu.

Bocah itu demikian senangnya, sehingga ia berlarian menuju ke kota. Setelah ia tiba di batas kota itu, ia melihat banyak orang berada di pinggir jalan. Setelah ia berhasil menembus orang banyak itu, ia baru tahu apa yang sedang terjadi. Suatu barisan pawai yang hebat sedang masuk ke dalam kota. Barisan itu adalah parade sirkus!

Pawai ini adalah sesuatu yang paling hebat yang ia pernah saksikan selama hidupnya. Binatang-binatang buas dalam sangkar sedang menggeram-geram ketika lewat. Orkes musik dengan lagu-lagunya yang menimbulkan semangat dan gairah membuat suasananya hidup dan ramai. Orang-orang berbadan pendek sedang berakrobatik sementara bendera-bendera dan umbul-umbul dengan pelbagai warna yang cerah dan indah berkibar di udara. Akhirnya, pawai ditutup oleh sekelompok badut yang beraksi dengan amat lucu. Ketika para badut sedang melewati bocah itu, dia merogoh dari dalam sakunya dan memberikan uang dolarnya yang tak ternilai itu kepada salah seorang badut itu dan kemudian ia balik pulang rumah. Apa yang terjadi? Bocah itu mengira bahwa ia telah menonton sebuah sirkus, padahal ia hanya menyaksikan pawainya saja yang digelar sebelum tontonan sirkus yang sebenarnya dimulai.

Apakah Anda telah menyaksikan dan mengalami segala sesuatu yang Tuhan telah sediakan bagimu dalam kekayaan-Nya yang tak terhingga? Ingat, kehidupan orang percaya adalah suatu perjalanan petualangan yang indah dan penuh pesona. Sebuah perjalanan yang sungguh menyenangkan dan menggairahkan.

Banyak orang, termasuk orang-orang percaya sudah puas dengan hal-hal yang remeh dan kurang berarti. Apakah Anda menginginkan suatu kehidupan yang berlimpah-limpah seperti yang dijanjikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus? Apakah Anda ingin suatu kehidupan yang sejati? Kalau demikian, raihlah cita-citamu yang lebih tinggi. Janganlah menempatkan tujuan hidupmu terlalu rendah. Bertekadlah untuk menjadi yang terbaik sesuai seperti Tuhan telah menciptakanmu. Berilah dirimu kepada Kristus sepenuhnya. Ikutlah Dia secara mutlak dan biarkanlah Roh Kudus bekerja dalam hidupmu dan melalui hidupmu.

DOMBA YANG DIPUKUL GEMBALA

Di suatu tempat ada seorang Gembala mempunyai domba-domba, Ia sedang mengiringi domba-dombanya, ia berencana untuk membawa domba-dombanya ke suatu padang rumput yang indah, di sana sudah tersedia rumput-rumput hijau segar, sungai yang jernih dan banyak macam keindahan di sana, tapi itu butuh perjalanan yang jauh. Sewaktu gembala ini sedang mengiringi domba-dombanya yang banyak itu, ada satu domba, kita namakan saja domba 1, yang keluar dari barisan. Ia melihat ada sebuah sungai yang dianggapnya indah di sana, padahal tidak. Jika ia minum rasanya akan tidak enak, dan kemungkinan sungai itu jorok.

Lalu gembala itu melihat salah satu dombanya keluar barisan, ia menghampiri domba itu dan memukulnya pelan dengan tongkatnya, lalu domba itu berbalik lagi ke barisannya. Tak beberapa lama, ada domba lainnya, domba 2, ia keluar barisan karena lelah, karena ia sudah haus dan lapar, ia pergi berlari ke suatu sungai dan rumput-rumput liar yang agak jauh di sekitar dia. Sewaktu gembala itu melihatnya, ia mengejar, meninggalkan domba lainnya dan memukul pelan domba itu, tapi ternyata domba itu bandel, bahkan tidak menghiraukan. Lalu gembala itu menggendongnya, memegang keempat kakinya dan menaruhnya di pundaknya, membawanya kembali ke barisan dan kembali menuntun domba-dombanya ke rencananya semula yaitu ke padang rumput yang indah.

Domba-domba itu seperti kita, dan Gembalanya adalah Tuhan Yesus, terkadang kita menjadi domba yang bandel. Tuhan sudah mempunyai rencana yang sangat indah untuk membuat kita bahagia, seperti padang rumput dengan sungai yang jernih dan segar, eh kita malah keluar dari barisan itu. Tapi Tuhan itu sungguh baik, dia akan mengejar kita, bahkan Ia meninggalkan domba yang lainnya untuk mengejar kita lalu memukul kita dengan sedikit teguran lalu kita akan berbalik kepada Dia dan rencanaNya. Terkadang kita menjadi domba 2, kita sudah ditegur oleh Tuhan, tapi kita yang tidak mau mendengarkan, lalu dengan penuh kasih Ia menggendong kita, supaya kita tidak dapat melakukan apa-apa selain bersama Dia. Ia akan menggendong kita di bahuNya yang kekar supaya kita tidak pergi kemana-mana lagi selain mengikut Dia.

Dan pastinya masih banyak domba-domba lainnya yang tersesat, pergi jauh. Tapi Tuhan kita tetap mencari kita, Ia yang mencari kita bukan kita yang mencari Dia. Gembala kita tetap mempunyai rencana yang indah, walau jalan itu penuh kerikil, semak duri, ilalang, tapi percayalah Ia yang akan melewati itu semua. Ia rela terluka supaya kita tidak terluka bahkan berdarah, Ia yang akan menanggung letih kita, karena Ia yang menggendong kita. Walaupun terkadang kita bandel, tapi Bapa, Dia tidak akan pernah membiarkan domba-domba-Nya terlalu jauh dari Hadapan-Nya.