RH KAMIS, 23 APRIL 2009

Bacaan Setahun: 1 Sam. 27; Mzm. 141; 1 Taw. 9; Mat. 10
RUMAH BAGI ALLAH (Yohanes 1:1-14)

Ketika Raja Salomo berkeinginan membangun sebuah rumah bagi Tuhan, ia menyadari sedalam-dalamnya bahwa ia tidak akan mampu membuatnya dengan benar-benar memadai. Berabad-abad setelah Salomo membangun rumah Tuhan, Allah mempersiapkan rumah bagi diri-Nya sendiri di bumi melalui keajaiban kelahiran Yesus Kristus (Ibr. 10:5). Saya merenungkan tentang keajaiban ini tatkala saya bersama keluarga mengunjungi sebuah museum. Di sana dipamerkan sesuatu yang sungguh tidak terlupakan, yakni gambaran tentang tahap-tahap perkembangan terjadinya seorang manusia. Bagian akhir dari rangkaian itu adalah tahap terjadinya seorang bayi yang siap dilahirkan.

Bagi saya itu bukanlah tahap akhir, tetapi justru merupakan tahap awal yang meninggalkan kesan paling dalam bagi saya. Saya sungguh sangat heran bahwa Allah surgawi mau turun ke bumi dan tinggal di antara kita dan memulai keberadaan-Nya sebagai manusia dalam bentuk sebuah sel kecil di dalam rahim seorang perawan. Hati saya dipenuhi dengan pujian karena saya menyadari betapa Dia mengasihi kita, dan bagaimana Dia mau merendahkan diri-Nya untuk menyelamatkan kita.