RH JUMAT, 24 APRIL 2009

Bacaan Setahun: 1 Sam. 28, 29; Mzm. 109; Mat. 11
BANYAK OMONG (Titus 2:1-8)

Seseorang menghadiri suatu pertemuan di mana pembicara tamu berbicara dengan panjang lebar. Ketika pendengarnya itu sudah tidak tahan lagi, ia bangkit berdiri dan keluar dengan perlahan-lahan melalui pintu samping. Di koridor ia berjumpa dengan seorang sahabatnya yang mengajukan pertanyaan, "Apakah orang itu sudah selesai berbicara?" "Ya," jawab orang itu, "orang itu sudah selesai sejak tadi, tetapi ia tidak menyadarinya! Ia cuma tidak mau berhenti!"

Berbicara yang seperlunya dan yang berharga untuk disampaikan adalah sesuatu yang semestinya kita lakukan dengan orang lain setiap hari. Namun, jika kita mau jujur dengan diri kita sendiri, kebanyakan dari pembicaraan kita tak lebih dari sekadar suatu omong kosong. Berhentilah sejenak dan pikirkanlah, apa yang biasa kita bicarakan dengan orang lain? Apakah kita telah berbicara terlalu banyak dan tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk berbicara? Apakah yang kita bicarakan itu memberi keuntungan kepada orang lain? Dan lebih dari itu semua, apakah perkataan kita memuliakan Allah? Tuhan dapat memampukan kita berbicara untuk membangun orang lain, bukan justru hanya sekadar asal berbicara.