ARTIKEL

Artikel
KARYA TUNTUNAN TUHAN

Bukankah menarik bahwa kita mempercayai Tuhan sedang menuntun kita selama kita sedang mendapatkan apa yang kita inginkan dan kita "sedang hidup di puncak gunung" secara relatif tidak kacau oleh kesesatan dan gangguan kehidupan di lembah. Tetapi kita perlu memahami bahwa Tuhan tetap mengarahkan langkah-langkah kita meskipun segala sesuatu tampaknya tidak sesuai dengan keinginan kita. Anda mungkin dalam keadaan tertekan hari ini. Anda mungkin hidup bersama pasangan hidup atau anak yang sukar bergaul. Atau mungkin karena sikap pilih kasih atau politik di kantor, anda tidak diperlakukan dengan adil, atau mungkin anda harus melakukan dua pekerjaan untuk mencukupkan kebutuhan. Anda mungkin berpikir, Ini tampaknya tidak benar. Tuhan, aku tidak memahami ini.

Firman Tuhan berkata, "Karena Tuhan sedang mengarahkan langkah-langkah kita, mengapa berusaha mencari tahu segala sesuatu yang ada di sepanjang jalan?" (lihat Amsal 20:24). Sahabatku, anda tidak akan pernah mengerti segala sesuatu yang anda lalui dalam kehidupan atau mengapa hal-hal tertentu menentang anda. Anda hanya harus belajar mempercayai Tuhan saja. Anda harus belajar menjaga sikap yang baik, dengan mengetahui bahwa Tuhan memegang kendali.
Ada sebuah kisah tentang dua mantan pemain bola basket perguruan tinggi yang sedang menuju ke Kenya untuk bekerja pada sebuah proyek misi pada akhir tahun 1990-an. Tetapi mereka tertunda dan ketinggalan penerbangan sambungan mereka. Mereka sangat kecewa karena penerbangan berikutnya tidak akan dijadwalkan selama 8 atau 9 jam. Mereka sedikit terganggu akan kejadian yang tidak diharapkan ini.

Saat tiba waktu untuk penerbangan berikutnya, tidak ada tempat duduk yang tersedia kecuali di kelas 1. Perusahaan penerbangan itu mendudukkan kedua pria besar itu tepat di bagian depan, dengan ruangan untuk kaki yang luas, jadi mereka senang akan hal itu. Tetapi sekitar setengah jalan dari penerbangan itu, pesawat itu tiba-tiba terjun ke bawah dan mulai melayang menuju ke tanah dengan kecepatan tinggi. Orang-orang yang ada dalam pesawat menjerit sementara para pramugari berjuang untuk mencegah para penumpang yang panik. Mereka mengira bahwa mereka pasti akan mati. Kedua pemuda di bagian depan pesawat menjaga ketenangan mereka untuk berdoa: "Tuhan, kami benar-benar tidak memahami ini, tetapi pakailah kehidupan kami entah bagaimana."

Pada saat itu, mereka mendengar suara keributan yang kedengarannya seperti suatu pergulatan dalam ruang kendali. Seorang pramugari membuka pintu ruang kendali, dan di sana ada seorang gila orang yang tubuhnya besar dan tingginya lebih dari 2 meter sedang menyerang para pilot dan berusaha mendapatkan kendali pesawat itu. Para pilot itu sedang putus asa berusaha menghentikan orang gila itu, tetapi mereka tidak mempunyai kesempatan.
Ada sebuah kisah tentang dua mantan pemain bola basket perguruan tinggi yang sedang menuju ke Kenya untuk bekerja pada sebuah proyek misi pada akhir tahun 1990-an. Tetapi mereka tertunda dan ketinggalan penerbangan sambungan mereka. Mereka sangat kecewa karena penerbangan berikutnya tidak akan dijadwalkan selama 8 atau 9 jam. Mereka sedikit terganggu akan kejadian yang tidak diharapkan ini.

Saat tiba waktu untuk penerbangan berikutnya, tidak ada tempat duduk yang tersedia kecuali di kelas 1. Perusahaan penerbangan itu mendudukkan kedua pria besar itu tepat di bagian depan, dengan ruangan untuk kaki yang luas, jadi mereka senang akan hal itu. Tetapi sekitar setengah jalan dari penerbangan itu, pesawat itu tiba-tiba terjun ke bawah dan mulai melayang menuju ke tanah dengan kecepatan tinggi. Orang-orang yang ada dalam pesawat menjerit sementara para pramugari berjuang untuk mencegah para penumpang yang panik. Mereka mengira bahwa mereka pasti akan mati. Kedua pemuda di bagian depan pesawat menjaga ketenangan mereka untuk berdoa: "Tuhan, kami benar-benar tidak memahami ini, tetapi pakailah kehidupan kami entah bagaimana."

Pada saat itu, mereka mendengar suara keributan yang kedengarannya seperti suatu pergulatan dalam ruang kendali. Seorang pramugari membuka pintu ruang kendali, dan di sana ada seorang gila orang yang tubuhnya besar dan tingginya lebih dari 2 meter sedang menyerang para pilot dan berusaha mendapatkan kendali pesawat itu. Para pilot itu sedang putus asa berusaha menghentikan orang gila itu, tetapi mereka tidak mempunyai kesempatan.
TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. (Yesaya 58:11)


MY LORD

Kita kerap mendengar istilah My Lord dalam film-film yang bertema kerajaan. Biasanya sebutan itu ditujukan kepada seorang raja, ratu, pangeran atau permaisuri. Sebutan itu tidak sekadar menunjukkan rasa hormat, tetapi sekaligus menunjukkan siapa yang menjadi tuan dan siapa yang menjadi hamba. Dan sebagai konsekuensi dari sebutan itu, maka sang hamba mesti bersedia menghormati dan menuruti segala perintah sang tuan.

Di dalam Alkitab, sebutan Lord juga dipakai sebagai sebutan kepada Tuhan. Artinya sama, yaitu menunjuk kepada kemahakuasaan Tuhan. Tuhan adalah Tuan dan kita yang memanggilnya adalah hamba. Konsekuensinya juga sama, yaitu kita sebagai hamba mesti memiliki kerelaan untuk melakukan segala perintah-Nya.
Pada zaman Yesus, rupanya ada orang-orang yang mengaku sebagai murid Tuhan dan memanggil Yesus dengan sebutan “Tuhan”. Namun, Yesus menegur mereka, “Mengapa kamu memanggilku Tuhan padahal kamu tidak melakukan perintah-Ku?” Teguran ini dilontarkan karena orang-orang tersebut mengaku sebagai murid Tuhan, tetapi tidak pernah belajar firman Tuhan. Mereka memanggil-manggil nama Tuhan, tetapi tidak pernah taat pada perintah dan ajaran Tuhan.

Di dalam doa, kita kerap menggunakan kalimat, “Ya, Tuhan”, tanpa mengetahui arti dan konsekuensi dari sebutan tersebut. Ada baiknya pertanyaan yang Yesus ajukan dalam Lukas 6: 46 menjadi bahan perenungan kita. Ketika kita menyapa Dia, Tuhan, sudahkah kita berlaku sebagai hamba?
TUGAS SEORANG HAMBA ADALAH MENURUTI SEGALA PERINTAH TUANNYA