ARTIKEL

Artikel
KEHIDUPAN BIASA YANG LUAR BIASA

Apakah anda merasa kehidupan anda biasa-biasa saja? Anda mungkin bukan seorang jutawan yang tidur di apartemen mewah, tidak ada seorang pelayan yang menyiapkan sarapan anda, tidak ada sopir ataupun mobil sedan mewah yang mengantar anda ke kantor. Anda seperti orang kebanyakan, tidak ada sesuatu yang wah dalam hidup anda. Tapi jangan kecil hati karena hal itu. Jika anda pernah bertanya "Apakah Tuhan mengasihi orang yang ‘biasa' seperti saya?" Dia akan menjawab, "Aku sangat mengasihimu."

Jika anda menggambarkan diri anda sebagai orang ‘biasa', tahukah anda sewaktu Yesus di bumi ini, dia juga orang ‘biasa.' Selama 30 tahun kehidupannya, Yesus hidup sebagai orang biasa. Dia tinggal bersama orangtuanya di kota kecil Nazaret. Selama 30 tahun itu tidak ada catatan tentang kehidupan Yesus kecuali sewaktu kelahirannya dan ketika Dia berumur 12 tahun di bait suci.

Profesi Yesus adalah seorang tukang kayu (Mark. 6:3), pada masa itu Yesus pasti melakukan pekerjaan tukang kayu pada umumnya. Dia mungkin membuat jendela, pintu bagi rumah-rumah tetangganya. Dia mungkin juga memperbaiki atap yang rusak dan membuat meja serta kursi. Pada masa itu, Yesus melakukan pekerjaan biasa itu dengan sebaik mungkin.
Yesus, orang biasa itu kemudian mengajar dengan perumpamaan-perumpamaan yang dimengerti oleh orang-orang biasa. Si tukang kayu yang membuat kuk itu menjelaskan, "Kuk yang Kupasang itu enak.." (Mat. 11:30). Orang yang biasa menggergaji kayu ini berkata, "Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" (Mat. 7:3). Ketika Dia berjalan-jalan melihat tetangganya yang bekerja di kebun, menginspirasinya untuk mengajarkan hal ini, "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya" (Luk. 8:5) dan "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang diladangnya" (Mat. 13:31).

Menurut anda, apakah Yesus menganggap hari-harinya yang ‘biasa' sebagai sesuatu yang biasa saja. Sepertinya tidak, Dia menikmatinya, Dia mempelajarinya, Dia mengingat setiap hal dalam hidupnya sebagai sesuatu yang istimewa.

Lain kali jika anda merasa hidup anda biasa-biasa saja, belajarlah dari Yesus. Perhatikanlah pekerjaan dan dunia anda. Ketaatan Yesus dimulai saat Dia bekerja di workshop tukang kayu milik ayahnya, Yusuf. Cara pendekatan-Nya yang tidak biasa terhadap kehidupan yang biasa membuatnya layak untuk panggilan-Nya yang tidak biasa.
Agar Yesus bisa mengubah dunia ini, Ia harus mengucapkan selamat tinggal kepada dunia-Nya. Ia mungkin memberi sebuah ciuman kepada ibunya. Makan malam bersama untuk terakhir kalinya di dapur rumah-Nya. Dia berjalan-jalan terakhir sambil melihat-lihat kota tempat Ia dibesarkan. Ia tahu jalan yang akan dijalani-Nya, setiap jengkal penderitaan-Nya telah dicatat. Tetapi dengan sukarela Yesus mau memikul salib-Nya.

Hidup anda bukanlah kehidupan yang ‘biasa' saja. Hidup anda adalah sebuah kehidupan yang sangat istimewa, karena demi anda, seorang Raja yang mulia, bahkan Raja segala Raja, Tuhan pemilik langit dan bumi rela menderita dan mati di kayu salib. Hari ini, lihatlah kehidupan anda dari sudut pandang Yesus. Dia pernah menjalani kehidupan yang biasa dengan cara yang tidak biasa, dan percayalah, anda juga bisa melakukannya. Hiduplah sebagai orang biasa dengan cara yang tidak biasa.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.... (Yoh. 14:12)



MENANTI ATAU MENYONGSONG

Apa bedanya “menanti” dan menyongsong”? Menanti itu pasif, sedangkan menyongsong itu aktif. Seorang istri yang menanti kedatangan suaminya dari luar negeri menunggu di rumah sambil santai menonton televisi. Sedangkan istri yang menyongsong kedatangan suaminya, melakukan berbagai persiapan; mulai dari membersihkan rumah, menyiapkan makanan favorit sang suami, hingga menjemputnya di bandara.

Pada hari kedatangan Yesus yang kedua kelak, banyak orang akan bersikap masa bodoh. Seperti pada zaman Nuh, mereka hidup dibius kesibukan dan kenikmatan duniawi (Mat. 24: 37-39). Ada juga yang bersikap “menanti”. Bagi mereka, penting sekali untuk mengetahui kapan tepatnya hari itu tiba. Ketika yang dinanti lama tak kunjung datang, lambat laun mereka menjadi bosan menanti lalu hidup apatis dan tak bertanggung jawab (Mat 24: 49,50).
Baik kelompok “masa bodoh” dan kelompok “menanti” akan menerima hukuman yang sama (Mat. 24: 51). Pengikut Kristus seharusnya “menyongsong” kedatangan-Nya, bukan hanya menanti. Sikap ini akan mendorong kita terus mempersiapkan diri. Merawat mereka yang Tuhan percayakan (Mat. 24: 45). Membuat kita menjadi sibuk dan produktif bagi Tuhan. Waktu yang ada tidak akan dipakai untuk bermalas-malasan.

Cepat atau lambat, hidup akan berakhir. Entah karena hari kiamat tiba atau ajal menjemput. Di ujung waktu, anda harus mempertanggungjawabkan semua yang telah Tuhan percayakan. Apa yang telah anda lakukan terhadap keluarga, rekan, dan masyarakat? Bagaimana anda telah memakai harta dan talenta pemberian Tuhan? Anda termasuk kelompok yang mana?
YANG PENTING BUKAN MEMASTIKAN KAPAN YESUS DATANG MELAINKAN MEMASTIKAN KITA SIAP KAPAN PUN DIA DATANG