KOTBAH

Orang Kusta Yang Berhasil
(2 Raja-raja 7: 3-11)
Menderita sakit kusta bukan merupakan sesuatu yang membanggakan. Kusta adalah penyakit yang mengerikan sekaligus merupakan kutuk menurut tradisi di jaman Israel kuno. Siapapun yang terkena penyakit kusta serta merta/langsung tidak punya masa depan. MENGAPA? Karena hidupnya penuh dengan penderitaan dan yang paling menyakitkan adalah dikucilkan dari tengah-tengah masyarakat dan orang-orang yang terdekat bahkan tercinta sekalipun. Perjalanan waktu hidup orang kusta adalah perjalanan waktu yang melambat dan hanya berisi penantian, penantian menunggu ajal menjemput. Tetapi 4 orang kusta yang kita baca ini mempunyai perbedaan yang luar biasa. Mereka menjadi orang kusta yang berhasil. Tiga rahasia keberhasilan orang kusta ini, yaitu:
1. Mereka mempunyai semangat hidup yang luar biasa (ay. 3). Pada saat mereka menghadapi tantangan hidup, mereka tidak mudah menyerah dengan keadaan. Selain itu mereka berusaha untuk memperjuangkan nasib dan masa depannya. Mereka berusaha untuk dapat hidup lebih baik. Apapun keadaan yang menimpa mereka, bagi mereka hidup harus terus diperjuangkan. Beriman bukan cuma sekedar percaya tetapi sekaligus hidup dalam perjuangan. Kesuksesan dan keberhasilan tidak akan pernah memberi ruang dan tempat terhadap kemalasan dan berpangku tangan. Harus diakui bahwa kesulitan, bencana, atau krisis, acap kali memaksa kita terpuruk. Namun cara menghadapi keterpurukan bukanlah dengan duduk diam dan meyerah dengan keadaan, melainkan tidak menyerah dan berpikir kreatif untuk sebuah solusi. Yakinlah bahwa langkah orang benar ditetapkan oleh Tuhan.2. Mereka mempunyai cara berpikir yang sehat atau logis (ay. 4). Pada umumnya, ketika orang berada dalam kesulitan biasanya terfokus hanya kepada masalahnya saja. Tetapi orang kusta ini mampu berpikir logis dan menganalisa serta mengurai persoalannya dengan nalar yang sehat. Satu demi satu kemungkinan serta resikonya mereka pertimbangkan dan mereka berani mencoba. Ketika mencoba, ada kemungkinan orang tidak berhasil, tetapi dalam ketidakberhasilan itu pasti juga ada pelajarannya. Lebih baik mencoba dan gagal, dari pada tidak berbuat apa-apa. Mereka memiliki pikiran dan pandangan yang terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan dan pemikiran-pemikiran baru.

3. Mereka mempunyai budi yang luhur (ay. 9; Yes. 32: 8). Tirulah falsafah semut. Kalau semut menemukan seketul roti, tidak ada semut yang mencari kantong kresek. Tetapi mereka memberitahu teman-temannya dan membawa makanan itu sama-sama. Keberhasilan dan kesuksesan bukanlah keberhasilan dan kesuksesan sejati sebelum orang dapat berbagi dan menjadi berkat atau saluran berkat bagi orang lain. Keberhasilan akan mencapai kemaksimalannya ketika keberhasilan itu juga dibagi dengan orang lain.

Tiga hal tersebut dapat membawa setiap kita memperoleh keberhasilan dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. Jangan pernah menyerah dengan keadaan, tetapi kalahkan keadaan dengan semangat hidup kita. Amin


2. Mereka mempunyai cara berpikir yang sehat atau logis (ay. 4). Pada umumnya, ketika orang berada dalam kesulitan biasanya terfokus hanya kepada masalahnya saja. Tetapi orang kusta ini mampu berpikir logis dan menganalisa serta mengurai persoalannya dengan nalar yang sehat. Satu demi satu kemungkinan serta resikonya mereka pertimbangkan dan mereka berani mencoba. Ketika mencoba, ada kemungkinan orang tidak berhasil, tetapi dalam ketidakberhasilan itu pasti juga ada pelajarannya. Lebih baik mencoba dan gagal, dari pada tidak berbuat apa-apa. Mereka memiliki pikiran dan pandangan yang terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan dan pemikiran-pemikiran baru.

3. Mereka mempunyai budi yang luhur (ay. 9; Yes. 32: 8). Tirulah falsafah semut. Kalau semut menemukan seketul roti, tidak ada semut yang mencari kantong kresek. Tetapi mereka memberitahu teman-temannya dan membawa makanan itu sama-sama. Keberhasilan dan kesuksesan bukanlah keberhasilan dan kesuksesan sejati sebelum orang dapat berbagi dan menjadi berkat atau saluran berkat bagi orang lain. Keberhasilan akan mencapai kemaksimalannya ketika keberhasilan itu juga dibagi dengan orang lain.

Tiga hal tersebut dapat membawa setiap kita memperoleh keberhasilan dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. Jangan pernah menyerah dengan keadaan, tetapi kalahkan keadaan dengan semangat hidup kita. Amin

Pdt. Henoch Wilianto - 01 November 2009