KOTBAH

(Yakobus 1: 2-11)


PERSPEKTIF YANG BENAR TERHADAP KEKAYAAN DAN KEMISKINAN


Menurut Yakobus ada tiga cara dalam menghadapi ujian, yaitu:
1. Mempertimbangkan ujian sebagai sukacita (ay. 2-4).
2. Meminta hikmat dengan iman (ay. 5-6)
3. Memiliki cara pandang yang benar terhadap masalah yang sedang kita alami, yaitu mengenai kekayaan dan kemiskinan (ay. 9-11).

Latar belakang penerima surat Yakobus ini, adalah adanya masalah materi di tengah-tengah jemaat. Orang miskin ditindas oleh orang kaya (Yak. 5: 4,6). Mereka mendapat perlakuan tidak adil dari sesama orang miskin lainnya (Yak. 2: 1-4). Mereka juga bertengkar dengan sesamanya karena keirihatian untuk mendapat materi (4: 1-2). Doanya hanya terfokus pada materi dan untuk memuaskan nafsu (Yak. 4: 3). Sedangkan orang kayanya sibuk mengumpulkan harta duniawi serta mengabaikan keadilan dan penghakiman di masa yang akan datang (Yak. 5: 1-6).Pandangan Alkitab tentang orang miskin atau kemiskinan maupun orang kaya atau kekayaan:
1. Orang miskin perlu bermegah karena kedudukannya yang tinggi (ay. 9). Bermegah dalam ayat ini ternyata berbeda dengan sombong. Yang dimaksud dengan bermegah dalam ayat ini artinya bangga. Kita tidak boleh membanggakan kemiskinan itu sendiri. Kemiskinan bukan sesuatu yang perlu dibanggakan. Kita bermegah karena kedudukan kita yang tinggi secara rohani. Kita memang miskin menurut ukuran dunia, tetapi secara rohani kita kaya dalam iman dan menjadi ahli waris kerajaan surga. Penindasan atau penderitaan yang dialami oleh orang miskin adalah kehormatan atau karunia (Kis. 5: 41; Flp. 1: 29)

2. Orang kaya perlu menyadari kesementaraan kedudukan mereka (ay. 10-11). Yakobus mengingatkan akan adanya terjadi pembalikan kedudukan pada waktu penghakiman Allah tiba. Materi tidak bersifat kekal, bahkan orang kaya sendiri pun akan lenyap (Mat. 6: 19-21).

Apa pun keadaan kita saat ini, kita mau belajar bersyukur pada Tuhan. Baik miskin maupun kaya, kita memiliki kedudukan yang sama di mata Tuhan. Amin
Pdt. Henoch Wilianto - 15 November 2009