RH Sabtu 10 Oktober 2009

Sabtu, 10 Oktober 2009
KEBAIKAN DAN ANUGERAH (Ayub 29:1-25) Seorang remaja yang ayahnya berperangai kasar berkata kepada saya, "Saya ingin menjadi orang yang baik seperti guru Sekolah Minggu saya dan anda, bukan seperti ayah saya." Saya dapat menyetujui sepenuhnya bahwa guru Sekolah Minggunya adalah "orang yang baik," dan saya senang bahwa ia juga menganggap saya "orang baik." Seperti kebanyakan orang yang percaya kepada Kristus, saya ingin menjadi orang yang penuh rasa hormat, tahu berterima kasih, baik, pemaaf, hidup kudus, dan taat kepada Allah. Tetapi saya juga tahu masih ada dosa-dosa tertentu yang terselip di dalam hati saya dan ketergantungan saya pada kebaikan dan anugerah Allah.

Dari sudut pandang manusia, banyak orang yang dapat disebut sebagai "orang baik." Namun dari sudut pandang Allah secara rohani, Dia melihat kebodohan, ketidaktaatan, kebutaan, keegoisan dan kebencian yang ada jauh di dalam hati kita. Dan ketika Dia membuka mata kita untuk memandang diri kita sebagaimana Allah yang memandang, kita akan mengerti mengapa orang yang "baik" seperti Ayub dapat berkata bahwa ia membenci dirinya sendiri.