ARTIKEL

Artikel
PUSH : PRAY UNTIL SOMETHING HAPPEN!
Berdoa adalah bagian dari keseharian orang percaya. Kadang jawaban doa datang secepat kilat, terkadang juga jawabannya "tidak" dan "tunggu". Apapun doa kita, percayalah bahwa Tuhan menjawabnya. Dia selalu mendengar doa-doa kita, dan selalu memberikan jawaban.

Doa bukanlah sebuah mesin ATM untuk mendapatkan apa yang kita mau, ketika kita tekan tombolnya, lalu segera kita terima yang dibutuhkan. Terkadang Tuhan menggunakan doa untuk mengajarkan kita untuk tekun hingga jawaban doa itu kita terima.

Ada lima hal yang perlu anda ketahui untuk memiliki kehidupan doa yang powerfull:

1. Tekun (Yakobus 1:1-4). Yakobus memberi semangat kepada orang percaya untuk terus bersukacita bahkan saat kita berhadapan dengan pencobaan yang berat. Tetapi jika anda tekun menghadapi ujian tersebut, berpegang teguh pada iman dan kepercayaan anda pada Tuhan, Dia telah menyediakan yang terbaik bagi anda. Dari pengalaman tersebut anda akan "sempurna dan lengkap tanpa kekurangan sesuatu apapun." Kadang Tuhan mengijinkan anda untuk melewati ujian yang sulit karena hal tersebut akan mempersiapkan anda untuk menerima jawaban doa yang telah dipersiapkan-Nya. Bahkan ditengah-tengah rasa sakit, jika kita dapat bertahan - berdoa, berpegang pada Firman-Nya, percaya pada janji-Nya - kita akan melihat kebaikannya membawa kita kepada sesuatu yang lebih baik.
2. Berhenti kuatir: minta hikmat pada Tuhan untuk menghadapi situasi anda (Yakobus 1:5). Tuhan akan memberikan hikmat kepada mereka yang memintanya. Dia memberikannya dengan murah hati. Kadang kita mencoba mencari jalan keluar dengan hikmat dan kepandaian kita sendiri dan datang kepada Tuhan ketika sudah mentok. Mengapa tidak dari awal kita minta hikmat Tuhan. Tuhan berkata dalam Yeremia 33:3, "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." Jika kita datang padanya secepat mungkin ketika kesulitan datang, Dia berjanji akan memberikan cara pandang-Nya tentang situasi tersebut. Dia akan menunjukkan cara menangani masalah tersebut dan akan lebih mempermudah kita.

3. Tepis setiap keraguan: datang pada Tuhan dengan iman. Ketika anda datang pada Tuhan untuk meminta pertolongan, ingatlah bahwa Dia adalah Allah yang setia. Ketika Yesus mengajak Petrus berjalan di atas air, Petrus sanggup melakukannya dan ketika dia melihat ombak di sekelilingnya, Petrus mulai tenggelam. Ketika anda meminta bantuan Tuhan, fokuskan pandangan Anda pada-Nya, jangan melihat pada keadaan sekeliling anda. Dengarkan apa yang Yesus katakan dan percayailah dengan sepenuh hati.
4. Ingat Tuhan tidak dibatasi oleh situasi anda (Yakobus 1:9-11). Secara standar dunia ini, hanya orang kaya yang memiliki banyak uang yang bisa mewujudkan mimpinya. Mereka bisa mendapatkan tawaran terbaik yang ada di dunia ini, dan bisa memiliki kekuasaan dan pengaruh karena kekayaan mereka. Tapi dengan kesediaan anda untuk mempercayai Tuhan dan ketaatan padanya, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Segala sesuatu bisa dicapai jika Tuhan bersama anda.

5. Gigih, terus arahkan pandangan anda pada Tuhan dan bersyukurlah atas kemenangan yang Dia berikan (Yakobus 1:12). Dengan kegigihan anda berdoa dalam segala keadaan, memuji Tuhan dan mempercayai kebaikan-Nya, anda akan dibangun sebagai seseorang yang berkarakter yang layak untuk menerima berkat-berkat dari-Nya.

Dari tiap situasi yang anda alami, Tuhan ingin anda mengalami kemenangan demi kemenangan, hingga saatnya nanti tiba dimana anda menerima mahkota kekal dari-Nya. Jadi jangan berhenti berdoa. Pray until something happen!!
Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya. (Yakobus 5: 17-18)

TIDAK MUNGKIN?
Ketika ketua panitia Nobel, Gunnar John, menyampaikan pidatonya dalam penyerahan Penghargaan Perdamaian tahun 1964 untuk Martin Luther King, ia mengutip perkataan Yesus "Siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu"(Mat. 5:39). John berkata : " Bukan karena memimpin mayoritas untuk berjuang demi kesetaraan yang membuat Martin Luther King menjadi terkenal.... Namanya akan terus dikenang oleh karena caranya memperjuangkan hal itu." Tahun 1955, King memimpin pemboikotan secara damai selama setahun penuh untuk memprotes adanya pemisahan penumpang di dalam bus. Ia membayar tindakannya itu dengan harga yang sangat mahal. Rumahnya di bom, dan ia diserang serta ditahan. Ia tidak pernah membalas perlakuan yang dialaminya. Bahkan ia terbunuh pada akhirnya.

Betapa bertolak belakangnya teladan dari Dr. King dengan sifat kedagingan saya! Saya ingin keadilan sekarang juga. Saya ingin menerima ganti rugi. Saya ingin orang lain menerima balasan atas kesalahan yang mereka lakukan, terutama ketika saya menjadi korbannya. Yang tidak ingin saya lakukan adalah memberikan pipi saya yang lain dan mengijinkan mereka untuk menamparnya lagi.

Haddon Robbinson mengomentari tingginya standard yang diberikan Yesus dalam Khotbah di bukit (Mat. 5-7). Ia menyebutnya sebagai "tujuan....... dan bukan standard yang tidak mungkin tercapai. Yesus menginginkan para murid-Nya berusaha mencapai tujuan ini untuk mengalami suatu jenis kehidupan yang baru." Di tengah ketidakadilan hidup, kiranya kita mempunyai keberanian, iman, dan kekuatan untuk memberikan pipi kita yang lain.

Diperlukan kekuatan sejati guna menghapuskan keinginan untuk membalas dendam.